Satpom

WIRA WASKITA

Letnan Kolonel Pom Dodik Nurdim
Komandan Satuan Polisi Militer

Letnan Kolonel Pom Dodik Nurdim Lahir di Jember pada Tanggal 2 Septeber 1981. Beliau merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) dan dilantik sebagai Letnan Dua pada Tahun 2002. Selanjutnya mengikuti Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara (Sekkau) pada Tahun 2013, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) pada Tahun 2019. Pada Tanggal 27 September 2024 dilantik menjadi Komandan Satuan Polisi Militer (Satpom) Lanud Atang Sendjaja sampai sekarang.

Sejarah Singkat

Semplak sejak jaman dahulu dikenal sebagai nama salah satu Pangkalan Udara. Nama ini dipakai mulai masa penjajahan kolonial Belanda, penjajahan Jepang dan kemudian berlanjut sampai masa kemerdekaan. Mulai tahun 1966 nama Pangkalan Udara Semplak diganti namanya menjadi Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja. Menurut tokoh-tokoh masyarakat di sekitar daerah ini, Semplak itu berarti somplak atau terpenggal. Kampung Semplak merupakan penggalan wilayah atau sisa dari wilayah Desa Bantar Kambing. “Semplak itu artinya tanah sisa, dahulu Semplak termasuk wilayah Bantar Kambing” jelas bapak Nohen (83Th) warga kampung Bojong Sompok, Ranca Bungur menjelaskan kepada penulis. Menurut mantan pejuang ini tanahtanah di sekitar Semplak banyak ditinggalkan pemiliknya karena mereka trauma dan ketakutan diintimidasi para penjajah.

Maklumat pemerintah RI nomor 6 tanggal 5 Oktober 1945 memberikan mandat kepada TKR untuk mengambilalih kewenangan dalam bidang keamanan dan ketertiban di wilayah darat, laut dan udara Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut maka seluruh pangkalan-pangkalan udara yang telah direbut dari Jepang berada dalam penguasaan TKR dan selanjutnya secara resmi diserahkan kepada Markas Besar umum di bidang penerbangan. Proses penyerahan wewenang hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dari Belanda kepada Indonesia khusus di Pangkalan Udara Semplak ditandai dengan penyerahan pesawat jenis Auster Mark milik 6e Artilery Verkenning Afdelling (ARVA) yaitu skadron keenam Luchtvaart Militaire Nederland. Penyerahan tersebut dikukuhkan dengan Keputusan Kepala Staf Angkatan Perang nomor: 023/P/KSAP/1950 tanggal 25 Mei 1950.

Sejak Pangkalan Udara Semplak secara resmi terbentuk maka langkah-langkah strategis lanjutan dalam pembentukan organisasi dan pembangunan fasilitas pendukung segera dilakukan. Tercatat bahwa dalam durasi tahun 1945 sampai dengan 1965 telah dilakukan berbagai proyek pembangunan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok. Pembentukan organisasi juga secara simultan dilakukan yaitu diawali dengan pengukuhan Skadron Udara 4 yang mengoperasikan pesawat Auster dan juga pengembangan organisasi pangkalan udara yaitu dinas operasi, dinas personel, dinas perbekalan umum dan juga “Polisi Angkatan Udara” yang memiliki tugas tanggung jawab dalam bidang keamanan umum dan ketertiban.

Seiring dengan perkembangan lingkungan strategis, Polisi Militer Angkatan Udara mengalami beberapa perubahan nama yaitu PAU, POL AU, PM, Provost dan Pomau. Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan berubahnya struktur organisasi Polisi Militer dari tingkat pusat sampai ke jajaran pelaksana yaitu Satuan Polisi Militer di tiap-tiap lanud. Perkembangan positif selalu mendampingi adanya perubahan-perubahan tersebut sehingga Polisi Militer Angkatan Udara dapat eksis seperti saat ini.

Sebagai bagian integral dari kesatuan operasional, Satpom Lanud Atang Sendjaja juga memiliki pengalaman sejarah dilibatkan dalam berbagai Operasi Militer Perang. Tercatat bahwa terdapat beberapa anggota Satpom ATS menjadi bagian dari pasukan di medan perang.

Operasi Seroja Merupakan operasi lintas udara terbesar yang pernah dilakukan militer Indonesia. TNI AU berperan sebagai unsur udara yang mendukung operasi Seroja. Keterlibatan TNI AU dalam operasi Seroja di Timor Timur tahun 1975-1979 sebagai unsur udara dalam operasi serbuan lintas udara. Peran serta Polisi Militer Angkatan Udara dalam operasi Seroja adalah sebagai bagian dari Satgaspom maupun unsur Lanud guna mendukung kelancaran tugas dan misi operasi TNI khususnya TNI AU.

Misi PBB dan Konflik Dalam Negeri. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk keikutsertaan Pomau Ats dalam rangka mengirimkan pasukan yang tergabung dalam Satgas Perdamaian Dunia maupun Satgas dalam upaya mengatasi konflik yang terjadi di dalam Negeri, adapun Misi PBB/Satgas perdamaian dunia yang diikuti oleh personel Pomau Ats adalah Kontingen Garuda XXV-A, XXV-B, XXV-D, XXV-E, XXV-F UNIFIL dan Kontingen Garuda XXXIX-C MONUSCO serta satgas dalam upaya mengatasi konflik dalam negeri, antara lain Operasi Trikora Irian Jaya, Satgas Pom TNI di NAD dan Referendum Timor Timur.